Proses Desain Database
Tahap pertama (analisis sistem), terdiri atas
perencanaan awal untuk menentukan kebutuhan dan kemungkinan mengembangkan
sebuah sistem baru. Tahap ini melibatkan identifikasi kebutuhan informasi
pengguna, menjelaskan cakupan sistem baru yang diajukan, dan menggunakan
informasi mengenai jumlah pengguna dan volume transaksi yang diharapkan untuk
membuat keputusan awal mengenai keperluan perangkat keras dan perangkat lunak.
Tahap kedua (desain konseptual), menyertakan
pengembangan skema-skema yang berbeda bagi sistem baru pada tingkat konseptual,
eksternal, dan internal.
Tahap ketiga (desain fisik), terdiri atas
menerterjemahkan skema tingkat internal ke dalam struktur database sesungguhnya
yang dimplementasikan dalam ssitem baru tersebut.
Tahap keempat (implementasi dan
konversi), menyertakan seluruh aktivitas terkait dengan transfer data dari sistem
yang ada ke SIA database baru, menguji sistem baru, dan melatih para pegawai
bagaimana menggunakannya.
Tahap terakhir adalah
menggunakan dan memelihara sistem baru tersebut.
Para akuntan dapat dan harus berpartisipasi
dalam setiap tahapan proses desain database, meskipun tingkat keterlibatan
mereka cendrung berbeda di berbagai tahap. Selama fase analisis sitem, para
akuntan membantu mengevaluasi kemungkinan proyek dan mengidentifikas kebutuhan
informasi pengguna. Dalam tahap desain konseptual, para akuntan berpartisipasi
dalam mengembangkan skema-skema logis, mendesain kamus data, dan
menspesifikasikan pengendalian-pengendalian yang penting. Para akuntan dengan
kemampuan database yang baik mungkin secara langsung berpartisispasi dalam
mengimplementasikan model data selama tahap desain fisik. Selama tahap
implementasi dan konversi, para akuntan harus dilibatkan dalam menguji
ketepatan database yang baru dan program aplikasi yang menggunakan data itu,
begitu pula menilai kecukupan pengendalian.
Pemodelan data (data
modeling) adalah proses menjelaskan sebuah database, sehingga para akuntan
dengan jujur merepresentasikan seluruh aspek organisasi, termasuk interaksinya
dengan lingkungan eksternal.
Diagram Hubungan-Entitas
Diagram hubungan-entitas (entity-relationship-E-R
diagram) adalah sebuah teknik grafis untuk menggambarkan sebuah skema
database. Diagram ini disebut sebagai diagram E-R karena menunjukkan berbagai
entitas yang dimodelkan dan hubungan penting diantaranya. Sebuah entias adalah
apa pun mengenai apa yang organisasi innginkumpulkan dan simpan mengenai
informasi. Dalam sebuah database relasional, table-tabel terpisah akan dibuat
untuk menyimpan informasi mengenai setiap entitas yang berbeda; dalam sebuah
database berorientasi objek, kelas-kelas terpisah akan dibuat bagi setiap
entitas yang berbeda.
Model Data REA
Model data REA (REA data model)
dikembangkan secara spesifik untuk digunakan dalam mendesain SIA. Model data
REA berfokus pada semantik bisnis yang mendasari aktivitas rantai
nilai sebuah organisasi. Model data REA biasanya digambarkan dalam bentuk
diagram E-R. Model data REA dinamai demikian karena ia mengklasifikasikan
entitas kedalam tiga kategori yang berbeda: sumber daya (resaources)
adalah hal-hal yang memiliki nilai ekonomis untuk organisasi. Peristiwa (events)
adalah berbagai aktivitas bisnis mengenai informasi apa yang manajemen ingin
kumpulakan untuk perencenaan atau tujuan pengendalian. Agen (agents)
adalah orang dan organisasi yang berpartisipasi dalam peristiwa dan mengenai
bagi siapa informasi yang diperlukan bagi perencanaan, pengendalian, dan tujuan
evaluasi.
Model data REA menentukan sebuah pola
dasar bagi bagaimana tiga jenis entitas ini harus berhubungan satu sama lain.
Fitur-fitur esensial dari pola tersebut adalah sebagai berikut.
1. Setiap peristiwa ditautkan ke
setidaknya satu sumber daya yang ia pengaruhi.
2. Setiap peristiwa ditautkan ke
setidaknya satu peristiwa lainnya.
3. Setiap peristiwa ditautkan setidaknya
dua agen yang berpartisipasi.
Mengembangkan Sebuah Diagram REA
Mengembangkan sebuah diagram REA bagi
satu siklus bisnis spesifik terdiri atas tiga langkah berikut:
Langkah 1: Mengidentifikasi Peristiwa
Yang Relevan
Pada minimum, taip model REA harus
menyertakan dua peristiwa yang merepresentasikan pertukaran ekonomi dasar
memberi-untuk-mendapatkan yang dijalankan dalam siklus bisnis tertentu
tersebut. Biasanya, ada peristiwa-peristiwa lain yang manajemen tertarik dalam
merencanakan, megendalikan dan mengawasi; peristiwa tersebut juga perlu
disertakan dalam model REA.
Langkah 2: Mengidentifikasi Sumber Daya
dan Agen
Setelah peristiwa relevan telah
ditentukan, sumber daya yang dipengaruhi oleh peristiwa tersebut perlu
diidentifikasi. Ini melibatkan menjawab tiga pertanyaan sebagi berikut.
1. Sumber daya ekonomi apa yang
dikurangi oleh peristiwa’’memberikan’’?
2. Sumber daya ekonomi apa yang
didapatkan oleh peristiwa’’memberikan’’?
3. Sumber daya ekonomi apa yang
dipengaruhi sebuah peristiwa komitmen?
Langkah 3: Menentukan Kardinalitas
Hubungan
Kardinalias (cardinalities)
menjelaskan sifat hubungan antara dua entitas dengan mengindikasikan seberapa
banyak contoh dari satu entitas dapat ditautkan ke tiap contoh spesifik dari
entitas lainnya. Table 17-1 menjelaskan makna dari simbol yang digunakan untuk
mempresentasikan informasi kaerdinalitas, dan seperti yang ditunjukkan dalam
table 17-1, kardinalitas direpresentasikan dengan sepasang simbol di sebelah
sebuah entitas. Empat baris di table 17-1 menggambarkan empat kombinasi yang
mungkin atas kardinalitas minimum dan maksimum. Kardinalitas minimum (minimum
cardinality) dapat pula nol (0) atau satu (1), bergantung pada apakah
hubungan antara kedua entitas adalah opsional (kardinalitas minimum nol; lihat
baris satu dan tiga) atau keharusan (kardinalitas minimum adalah satu, seperti
dalam baris dua dan empat).Kardinalitas maksimal (maximum cardinality)
dapat baik satu atau banyak (simbol kaki gagak), bergantung pada apakah tiap
contoh entitas A dapat ditautkan ke setidaknya satu contoh (seperti dalam baris
dua dan empat) atau secra potensial banyak contoh dari entitas B (seperti di
dasar garis dua).
Terdapat tiga jenis hubungan antara
entitas yang mungkin bergantung pada kardinalitas maksimum yang diasosiasikan
dengan tiap-tiap entitas (kardinalitas minimum tak masalah):
· Hubungan satu-ke-satu (one-to-one atau
1:1) ada ketika kardinalitas maksimim bagi tiap entitas dalam hubungan tersebut
adalah 1.
·Hubungan satu-ke-banyak (one-to-many atau
1:N) ada ketika kardinalitas maksimum satu entitas dalam hubungan itu adalah
banyak.
·Hubungan banyak-ke-banyak (many-to-many atau
M:N) ada ketika kardinalitas maksimum bagi dua entitas dalam hubungan tersebut
adalah banyak.
Sumber :ACCOUNTING INFORMATION
SYSTEM, MARSHALL B. ROMNEY & PAUL JOHN STEINBART
edisi 13
Komentar
Posting Komentar